PELAJARAN ILMU BISNIS DARI PERANG RUSIA-UKRAINA (1) GRAND STRATEGY

Analisa Pariwisata

PELAJARAN ILMU BISNIS DARI PERANG RUSIA-UKRAINA (1)
GRAND STRATEGY

Pemetaan pertama dalam sebuah skenario perang adalah Grand Strategi (GS). Ia merupakan proses dimana tujuan dapat diwujudkan. Dalam Bisnis, GS merupakan rencana umum tindakan utama oleh sebuah korporasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Sehingga GS tidak menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh siapa. Namun, GS lebih berfokus pada apa yang korporasi ingin lakukan dan bagaimana mereka akan melakukannya.

Rusia hanya menginginkan Ukraina tidak ikut dalam Blok NATO. Sebab dalam konsep pengamanan teritorial militer, ini akan menjdi ancaman serius. Sama halnya jika Mexico ikut Blok Pakta Warsawa. Artinya, ancaman sudah di depan hidung Amerika.

Dalam proses bisnis, ancaman serius lebih cenderung dihindari atau diajak berkolaborasi daripada dilawan, karena melawan competitor berarti Perang. Hanya perusahaan yang sudah mapan dan merasa besar yang berani membuka front untuk menyatakan Perang Bisnis. Sebab, biaya dan energi yang dibayar teramat besar.

Minimalnya, ada 4 fungsi GS yang menjadi ikon dalam pencapain kemenangan:
1. Mendukung tujuan nasional, yang pada tingkat tertinggi melibatkan peningkatan kebugaran, sebagai suatu keseluruhan organik, untuk membentuk dan mengatasi lingkungan yang senantiasa berubah. Dalam konsep bisnis, tujuan nasional linier dengan Visi Perusahaan Induk (Head Office).
2. Memacu tekad (menjalankan Misi Head Office)
3. Mengakhiri konflik (tersedianya deal bisnis pasca perang bisnis)
4. Memastikan bahwa konflik dan perdamaian tidak menyediakan benih untuk konflik pada masa depan. Dalam bisnis, dikenal dengan penyatuan visi-misi bersama.

Peran Marketing dalam pemetaan GS ibarat ranah Panglima Perang. Ia yang menentukan desain Perang dan kemudian di-cascading (diturunkan) dalam best practice di lapangan dalam bentuk pertempuran untuk melumpuhkan ataupun membunuh competitor.

Para Marketer bersama Executive Puncak memiliki keyakinan secara detail bahwa mereka bisa melumpuhkan dan membunuh competitor dengan cara mereka sendiri, Tentunya, Marketing Intelijen (strata paling rendah) sudah dilibatkan dari awal untuk merangkai pelumpuhan atau pembunuhan competitor. Keyakinan ini tidak serta merta berjalan dengan baik apabila tidak mendapat approval dari Pemegang Saham selaku Strata Tertinggi dalam sebuah Perusahaan yang berhak menyatakan Perang atau tidak, alias Presiden dalam sebuah negara.

Uniknya, dalam perang Rusia-Ukraina ini, yang menjadi intelijen KGB dan Presiden Rusia adalah Vladimir Putin sendiri.

Angel, wis, angel iki!
Hehe.

JS. Budi.