Seorang rekan di Medsos ini memposting kalimat berikut: Kalau perusahaan mempromosikan karyawan menjadi head hanya karena masa kerja atau hanya sebagai tanda jasa, atau karena karyawan titipan, bukan berdasarkan kompetensi, skill, dan leadership, itu akan merugikan perusahaan dengan biaya yang sangat mahal di masa depan.
Sekilas banyak yang setuju dengan kalimat di atas, namun bagi saya berbeda. Saya memiliki sudut pandang “without box”, bukan sekedar “out of the box”.
Bagi saya, ujian paling linier dalam sebuah promosi jabatan adalah kesetiaan dan rela berkorban untuk perusahaan. Dalam perspektif SETIA dan RELA BERKORBAN itu mengandung nilai kejujuran dan semangat berjuang membangun dan membela perusahaan. Thus, Ilmu (kopetensi), skill (kepandaian) dan leadership (kepemimpinan), itu bisa diajarkan kapan saja dengan mudah. Tapi, kesetiaan dan rela berkorban, itu urusannya indoktrinasi.
So, promosikan karyawan Anda kepada mereka yg telah bekerja secara tulus, setia bertahun-tahun mengabdikan diri untuk perusahaan Anda dan mendoakan perusahaan Anda, karena mereka sadar bahwa perusahan Anda merupakan aliran rejeki yang diberikan Allah.
Insha Allah perusahan Anda diberi keberkahan. Jangan Anda kejar nominal, tapi kejarlah keberkahan. Inilah konsep SUSTANIBILITY yang tepat utk perusahaan saat ini dan masa depan. Covid-19 lah, GURU BESAR, yang telah mengajarkan kita semua akan hal ini.
Simak, selama perusahaan mencari orang-orang yg menurutnya sangat potensial, yang terjadi selanjutnya, orang-orang tersebut akan meninggalkan Anda karena ada tawaran yang lebih menarik daripada yang mereka dapat di perusahaan Anda saat ini. Apalagi, dilihatnya perusahaan Anda dalam kesulitan. ^Ciao, Cappo !!^ kata orang Italia: Bye Boss !!
Dan orang Perancis menyebutnya, Che’s La Vie !!!