Jum’at 21 Juli 2023 sekitar pukul 15.30 tiba tiba Hp penulis berdering, kebetulan yg menyambut adalah isteri penulis. Sang isteri memanggil penulis Pak ada telpon dari pak Mursiduddin, penulis langsung mengambil alih pembicaraan. Halo ada apa pak Mursid? Kok tiba tiba telpon saya, padahal kita minggu yg lewat sudah ngopi ngopi di parkiran Kantor Walikota Jambi. Pak Mursidduddin menjawab, saya mau ngajak pak Nalom minum es puter di bilangan kampus UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi di Putaran Telanaipura berdekatan dengan Kantor Gubernur Propinsi Jambi. Hampir satu Jam lebih penulis ngobrol dengan Pak Mursiduddin,S.Pd yang pensiunan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jambi ini. Setelah lama ngobrol ngalor ngidul dari politik,budaya,sosial maupun pemerintahan akhirnya kami merasa jenuh.
Tiba tiba mendekati pukul 17.00 beliau mengajak saya jalan jalan ke sebuah pulau yg sangat kecil yg terbentang di pinggiran aliran tersier dari aliran Sungai Batanghari yg membelok yg muaranya tetap ke aliran primer Sungai Batanghari di bagian hilir yg berhadapan dengan Rumah Dinas Gubernur Provinsi Jambi.
Penulis sempat ragu berjalan menuju Pulau Kembang ini karena hrs melalui Jembatan apung yg sudah rapuh dan setengah kayunya membusuk kurang terawat disamping jembatannya juga cuma di ikat dengan kabel berdiameter sekitar 8 mm.
Setelah sedikit meyakinkandiri, penulis akhirnya bersedia menyeberang dengan sedikit rasa was was kalau kalau seling jembatan terputus dan penulis terjerembab kedalam Sungai. Sebelum menyeberang penulis terlebih dulu mengambil beberapa foto dari pulau yg sangat kecil ini yg dahulunya pulau ini hanya berupa tumpukan sampah yg mendelta dan di sulap menjadi Pulau dan pengelola pulau ini memberi nama Pulau Kembang yg memili luas berkisar 600 m2
Setelah masuk ke pulau kecil ini tiba tiba penulis terpukau karena diatasnya sdh berdiri pondok pondok tempat bersantai persis seperti pendopo pendopo kecil.
Memasuki pendopo pendopo kecil ini penulis juga merasa terpukau karena ditengah tengah pendopo ini terdapat ruangan operator live musik yg setiap saat membunyikan live musik khusus untuk menyambut pengunjung.
Saat penulis duduk di kursi kursi yg tersedia utk tempat duduk pengunjung, operator musik kebetulan memutar lagu India dari yotube yg berjudul Dance Pe Chance dari lagu pengiring dari film Rabne bana Di Jodi
Setelah duduk beberapa menit sosok wanita muda muncul dengan menawarkan minuman berupa juice yg umumnya hanya berupa juice dari buah buah lokal.
Sebenarnya pulau kecil ini sangat cocok untuk tempat wisata keluarga jika saja pulau kecil ini dirawat dengan profesional. Sayangnya pengelola pulau di tengah tengah kota Jambi ini, tampaknya belum begitu profesional utk mengelola sesbuah tempat wisata. Hal ini nampak dari jalan yg hanya beberapa meter dari jalan besar di sekitaran kantor Gubernur Jambi ini tidak terurus dengan baik sehingga niat pengunjung berkurang.
Penulis juga enggan menelusuri cara pegelolaan Pulau ini karena berada di tengah aliran tersier Sungai Batanghari yg kepemilikannya juga kurang jelas.
Disekitaran pulau Kembang ini memang Pemerintah Kota Jambi sudah mengelola wilayah sungai yang bernama Danau Sipin ini secara baik, dimana sebelumnya Danau ini tidak terawat dan luput dari perhatian.
Untuk pengelolaan Pulau ini menjadi tujuan wisata lokal yg profesional tampaknya perlu perhatian dari pihak Pemerintah Profinsi Jambi ataupun Pemerintah Kota Jambi.
Saat ini pulau ini kurang terawat dan sangat sepi pengunjung, padalhal posisinya sangat strategis karena berada di tengah kota Jambi yg saat ini sangat giat mempromosikan tujuan wisata di kota Jambi.
Menurut Mursidduddin,S.Pd yg juga sebagai pengamat Budaya di Lembaga Adat Melayu Kota Jambi ini, pulau ini sebenarnya paling cocok sebagai tempat berunding para tokoh tokoh Adat di Kota Jambi atau Propinsi Jambi asalkan fasilitasnya dilengkapi.(Nalom Siadari)
Wisata Pulau Di Tengah Kota
Berita
