Para pedayung yang berlaga dengan ketat di tengah luapan Sungai Batanghari pada lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari, Kota Jambi, Minggu (21/1/2024). (Foto : KP/Rds).
Jambi, KoranPariwisata – Suksesnya suatu perhelatan olahraga dan wisata ternyata tak selamanya tergantung kepada bantuan pemerintah. Melalui swadaya masyarakat pun, kegiatan olahraga dan wisata juga bisa berlangsung dengan sukses. Hal itu Nampak pada Lomba Pacu Perahu Tradisional Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Provinsi Jambi 2024 yang digelar di Sungai Batanghari, Kota Jambi, Minggu (21/1/2024).
Ribuan warga masyarakat Kota Jambi antusias menyaksikan lomba pacu perahu (sampan) tradisional yang digelar di tengah luapan Sungai Batanghari tersebut. Kemudian para pedayung atau atlit dayung di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi juga antusias mengikuti lomba tersebut. Hal tersebut Nampak dari banyaknya tim dayung tradisional yang mengikuti lomba dayung sampan tradisional tersebut.
Ketua Forum Dayung Perahu Tradisional Kota Jambi, Kemas A Farouk didampingi Sekretarisnya, Edi pada perlombaan pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari, Mudunglaut, Jambi Kota Seberang, Kota Jambi, Minggu (21/1/2024) mengatakan, jumlah pedayung (atlit dayung) yang mengikuti lomba tersebut sebanyak 645 orang.
Mereka tergabung dalam 35 tim dayung. Para pedayung mengikuti dua kategori atau tipe lomba, yakni Tipe A dan Tipe B. Lomba Tipe A diikuti 12 tim. Pada lomba Tipe A, jumlah pedayung dalam satu tim atau sampan sebanyak 25 orang. Kemudian jumlah peserta lomba Tipe B sebanyak 23 tim. Masing-masing tim terdiri dari 15 orang pedayung.
Menurut Kemas A Farouk, Lomba Pacu Perahu Tradisional Jambi tersebut sebelumnya diagendakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Provinsi Jambi yang jatuh pada hari Sabtu, 6 Januari 2024. Jadwal lomba ditetapkan hari Minggu, 21 Januari 2024.
Namun Pemprov Jambi menunda lomba pacu perahu tradisional tersebut untuik waktu yang belumditentukan. Alasannya air Sungai Batanghari sedang meluap. Para pedayung yang sudah mempersiapkan diri mengikuti lomba tersebut tidak menerima alasan tersebut. Akhirnya melalui kesepakatan antara seluruh pengurus tim dayung tradisional di Kota Jambi dan Muarojambi serta Forum Dayung Perahu Tradisional Kota Jambi, lomba pun digelar tetap Minggu, 21 Januari 2024.
“Lomba ini kami laksanakan secara swadaya. Tak ada keterlibatan pemerintah daerah. Seluruh peserta lomba memerikan uang pendaftaran untuk biaya lomba dan hadiah. Kemudian beberapa tokoh masyarakat Jambi Kota Seberang juga memberikan dukungan finansial guna terselenggaranya lomba,”katanya.
Menurut Kemas A Farouk, mengantisipasi insiden akibat tingginya luapan dan derasnya arus Sungai Batanghari, pihaknya memilih lokasi lomba di kawasan cekungan sungai yang arusnya tidak terlalu deras, yakni antara Kelurahan Tanjungpasir hingga Mudunglaut, Kecamatan Danau Teluk, Jambi Kota Seberang.
“Biasanya lomba pacu perahu dilaksanakan di bagian tengah Sungai Bartanghari dari Tanjungpasir hingga ke kawasan Jembatan Gentala Arasy, Taman Tanggo Rajo, depan rumah dinas Gubernur Jambi. Saat ini arus Sungai Batanghari di kawasan tengah Sungai Batanghari, khususnya di kawasan Jembatan Gentala Arasy tersebut cukup deras. Jadi kami pilih jalur Tanjungpasir – Mudunglaut, cukup aman,”katanya.
Sementara itu, Sekretaris Forum Dayung Perahu Tradisional, Edi, hadiah lomba pacu perahu tersebut juga tidak sebesar seperti ketika lomba digelar Pemprov Jambi pada tahun-tahun sebelumnya. Hadiah lomba pacu perahu kali ini hanya sekadar pemberi semangat kepada para peserta lomba.
Juara I lomba Tipe A mendapatkan hadiah piala dan uang tunai Rp 2 juta. Kemudian Juara II meraih piala dan uang tunai Rp 1,5 juta, Juara III meraih hadiah piala dan uang tunai Rp 1 juta dan Juara IV meraih hadiah piala dan uang tunai Rp 800.000. Sedanghkan Juara I – IV pada cabang lomba perahu Tipe B mendapatkan hadiah piala dan uang tunai di bawah hadiah uang untuk para juara Tipe A.
Seru
Sementara itu, pantauan KoranPariwisata.Com, lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batangahri tersebut meriah dan sukses. Ribuan warga memadati tepian Sungai Batanghari sepanjang Kelurahan Tanjungpasir – Olak Kemang – Budunglaut, Jambi Kota Seberang. Mereka mengelu-elukan seluruh peserta dayung yang berlaga dengan perjuangan keras mengalahkan lawan di tengah derasnya arus sungai.
Melalui pertarungan yang cukup sengit dari 35 tim dayung tradisional, delapan tim tampil sebagai pemenang pada lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari tersebut. Pada lomba Tipe A, tampil sebagai Juara I, tim dayung Dewa Ruci Cik Hasbi dari Pematangjering, Kabupaten Muarojambi. Juara II, Tim Seniman Air (Muaro Pijoan). Juara III, Jasa Mulio (Dusun Tuo, Muarojambi) dan Juara IV, Datuk Batuah (Sembubuk, Kota Jambi).
Kemudian lomba Tipe B dimenangkan tim dayung Amayra Azzalfa Tanjung Johor, Seberang Kota Jambi (Juara I), Semox Junior Tanjung Johor (Juara II), Putra Bungsu Muaro Teluk (Juara III) dan Pangeran Pelangi Sakti Sungai Duren (Juara IV).
Edi mengatakan, pihaknya berterima kasih atas dukungan seluruh pengurus tim dayung tradisional Kota Jambi dan Muarojambi beserta tokoh-tokoh masyarakat Jambi Kota Seberang yang mendukung terlaksananya lomba pacu perahu tradisional tersebut.
“Kami menggelar lomba ini agar atlit dayung tradisional di Kota Jambi dan Muarojambi tidak kecewa. Kemudian lomba ini juga kami gelar sebagai wadah pembinaan sekaligus menyuguhkan hiburan murah meriah kepada warga masyarakat Kota Jambi,”katanya.
Sementara itu, pantauan KoranPariwisata.Com, ratusan pedagang kaki lima memanfaatkan kesempatan mendapatkan rejeki dari padatnya pengunjung yang menyaksikan lomba pacu perahu tradisional tersebut. Para pedagang kaki lima memanfaatkan setiap sudut taman Sanggar Batik Mudunglaut menggelar dagangan mereka dan dagangan mereka pun tampak laris manis. (KP/Rds).