Berita  

BEBAS ROYALTI MUSIK ALA THAILAND

Gonjang-ganjing Royalti Musik telah redah. Sufmi Dasco sebagai Congressman gercep menyikapi perihal ini dan mengajak rakyat Indonesia untuk nyantai dan tetap mendengarkan musik seperti biasa. Tapi, ia juga menambahkan bahwa LMKN lah satu-satunya institusi yang diberi hak untuk memungut royalti tersebut.

Sepertinya, perihal royalti ini belum kelar. Ini hanya radical-break agar rakyat tensinya turun dan LMKN bisa mengatur strategi pelan-pelan dalam mengenakan charges. Kita tunggu saja semester depan, pergerakan mereka seperti apa. Namun, bila Anda ingin bebas, ya, ikuti saja narasi Ketua LMKN: silahkan bikin musik AI.

Pemikiran nyeleneh muncul: bagaimana kalua kita lebih baik back to nature? Hilangkan perangkat yang menghasilkan suara musik. Pergunakan suara alam asli: pelihara binatang yang menghasilkan bunyi-bunyian indah, seperti burung, ayam hutan. Kalau perlu srigala dan burung hantu. Judul paketnya: NGETRIP HORROR.

Saat ini, di kawasan bandara Don Mueang dan Sentra Kereta Api Beng Sue di Bangkok, banyak pemilik hotel yang memelihara burung-burung lucu dan bersuara nyaring. Mereka menyiapkan makanannya di dekat kandang burung yang teramat besar, sehingga menyerupai rumah komunitas burung tersebut. Bahkan, di hotel selevel bintang tiga tidak terdapat alunan musik. Pemiliknya menaruh kandang besar berisi burung Beo yang selalu ceceruwet disamping Lobby.

Hitung-hitung, ini juga merupakan bagian dari atraksi tipis yang memorabel di dunia Pariwisata.

 

TIM