OCCUPANCY 60.00% TAPI HOTEL MERUGI
Hotel bintang tiga sudah beroperasi selama 3 (tiga) tahun dengan occupancy (tingkat hunian) rata-rata 60% an, tapi selalu saja dibilang rugi tiap bulannya. Memangnya occupancy berapa persen sih minimalnya agar hotel dibilang untung, ya?”
Ada 3 (tiga) tafsir tentang kata RUGI dalam bisnis hotel:
1. Rugi dalam pembukuan. Mungkin GOP (laba kotor) untung, namun NOP (laba bersih) rugi. Ini dikarenakan adanya nilai depresiasi gedung & pembayaran hutang yg nilainya sangat besar, walau cash flow bagus. Bisnis hotel biasanya masih rugi di 3 (tiga) tahun pertama.. Bisa juga occupancy 90% baru aman.
2. Cash Flow yg minus. Ini dikarenakan arus cash yg masuk seret walau NOP untung. Terlalu banyak piutang. Tamu hotel bayarnya 3 (tiga) bulan setelah check out, atau menghilang tidak bayar. Ini berbahaya bagi kelangsungan hidup hotel.
3. Pembukuan dan cash flow rugi. Ini sangat berbahaya. Occupancy rendah, banyak piutang tdk tertagih, gaji karyawan tidak terbayar, hutang di bank & vendor harus dilunasi segera agar tidak kena black-list. Kalau tidak, bank bisa melakukan penyitaan & vendorpun datang ke hotel bawa golok.
Rumusnya. Bila kita bisa menyelamatkan nomor 3 (tiga), berarti level kita sudah masuk sebagai dokternya Hotel, alias dokter manajemen yang menghidupkan kembali hotel pada posisi sekarat ataupun mati. Dan ini adalah passion saya.










