Menparekraf Sandiaga Uno (kiri depan) dan Gubernur Jambi, H Al Haris (kanan) mengunjungi kawasan Wisata Mangrove Pangkalbabu, Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, Minggu (17/3/2024). (KP/Kemenparekraf).
Koranpariwisata.com, Jambi – Kawasan mangrove (hutan bakau) di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar) Provinsi Jambi, memiliki potensi wisata lingkungan yang menarik. Supaya kawasan mangrove tersebut dilirik wisatawan, penataan dan pengelolaan objek wisata mangrove di pantai timur Jambi itu perlu dilakukan secara profesional.
Berbagai fasilitas atau sarana dan prasarana di objek wisata lingkungan itu harus dilengkapi. Kemudian kaasan mangrove tersebut juga perlu dilestarikan melalui penghijauan atau penanaman bibit mangrove di kawasan mangrove yang sudah rusak.
“Destinasi wisata ini perlu kita benahi agar semakin dikenal dan dilirik wisatawan. Keterbatasan aksesibilitas dan transportasi ke kawasan wisata mangrove ini harus dilengkapi agar semakin mudah diakses wisatawan. Objek wisata ini perlu dikelola lebih profesional guna membangkitykan ekonomi masyarakat Kualatungkal, Tanjabbar,”kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno ketika mengunjungi kawasan Wisata Mangrove Pangkalanbabu, Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi, Minggu (17/6/2024).
Sandiaga Uno mengunjungi objek wisata mangrove tersebut dalam rangka “Kelana Nusantara” Kementeraian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ke Jambi. Tim Kelana Nusantara Kemenparekraf yang turut mengikuti kegiatan Kelana Nusantara tersebut, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf (Baparekraf), Hariyanto dan Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf (Baparekraf), Sri Utari Widyastuti.
Kemudian ikut juga Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf (Baparekraf), Oneng Setya Harini dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH dan Bupati Tanjabbar, H Anwar Sadat juga turut mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi kawasan wisata mangrove Tanjabbar tersebut.
Seusai mengunjungi kawasan wisata mangrove, Pangkalbabu, Kualatungkal, Tanjabbar, Sandiaga Uno bersama Al Haris dan rombongan menyempatkan diri menanam bibit mangrove. Penanaman bibit mangrove tersebut sebagai salah satu upaya penyelamatan hutan mangrove di pantai timur Jambi, khususnya Kualatungkal di Tanjabbar.
Sandiaga Uno mengharapkan ekosistem di kawasan Wisata Mangrove Pangkalbabu tersebut dijaga keasriannya. Tugas tersebut diemban stakeholder (pemangku kepentingan) dan masyarakat setempat. Masyarakat Kualatungkal juga harus senantiasa memperhartikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan kawasan mangrove tersebut melalui penghijauan.
“Saya harapkan kawasan wisata ini dipertahankan ekosistem dan ekowisatanya. Hal itu penting untuk kehidupan kita yang lebih baik di masa mendatang, khususnya generasi muda kita,”katanya.
Sandiaga Uno mengapresiasi pengembangan Wisata Mangrove Pangkalbabu di Tanjabbar. Wisata mangrove tersebut menjadi salah satu pilihan destinasi wisata alam di Jambi, khususnya di Tanjabbar. Kehadiran Wisata Mangrove Pangkalbabu juga dinilai mampu menekan jumlah emisi karbon dan menyerap kandungan logam berbahaya di kawasan perairan di Tanjabbar.
Menurut Sandiaga Uni, kehadiran objek wisata mangrove di Tanjabbar itu penting sebagai salah satu upaya mendongkrak kunjungan wisata ke Tanjabbar sekaligus melestarikan hutan bakau. Karena itu Ppemprov Jambi perlu membenahi objek wisata alam dan lingkungan tersebut.
“Beberapa hal yang perlu dibenahi di objek wisata mangrove tersebut, yakni sarana angkutan wisata, akomodasi dan kelestarian mangrove itu sendiri,”ujarnya.
Butuh Bantuan
Sementara itu, Bupati Tanjabbar, H Anwar Sadat pada kesmepatan itu meminta Kemenparekraf membantu penataan dan pelestarian kawasan wisata Mangrove Pangkalanbabu, Tanjabbar. Bantuan tersebut terutama untuk penambahan sarana dan prasarana kawasan wisata mengrove serta pelestarian hutan mangrove tersebut.
Menurut Anwar Sadat, anggaran daerah untuk penataan dan pelestarian kawasan wisata Mangrove tersebut sangat terbatas. Karena itu sarana dan prasarana wisata di kawasan wisata mangrove tersebut hingga kini masih terbatas.
“Kawasan Wisata Mangrove Pangkalanbabu, Tanjabbar ini termasuk salah satu objek wisata desa. Objek wisata ini memiliki potensi meningkatkan ekonomi kreatif warga desa di Kualatungkal, Tanjabbar. Selain itu objek wisata ini juga menjadi objek wisata edukasi mengenai lingkungan hidup. Kami mohon bantuan Kemenparekraf untuk mengembangkan objek wisata ini,”ujarnya.
Dijelaskan, kawasan mangrove Pangkalanbabu, Tanjabbar diresmikan menjadi ekowisata (wisata lingkungan) pada 31 Desember 2019 oleh Bupati Tanjabbar saat itu, Safrial Siregar. Kawasan wisata mangrove tersebut memiliki luas sekitar 500 hektare (ha).
Objek wisata tersebut yang berada di wiayah Desa Tungkal Satu tersebut berjarak sekitar 10 kilometer (km) dari pusat Kota Kualatungkal, Tanjabbar. Waktu tempuh berkendaraan sepeda motor atau mobil dari Kota Kualatungkal ke objek wisata Mangrove Pangkalanbabu hanya 30 menit. Seangkan jarak objek wisata Mangrove Pangkalanbabu dari Kota Jambi sekitar 137 km dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. (KP/Rds).