Penjelajahan mahasiswa geologi se-Indonesia ke Goa Sengering di kawasan Geopark Merangin, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Kamis (10/7/2024). (Foto : KP/Rds).
Jambi, koran-pariwisata.com – Goa Sengering di Geopark (Taman Bumi) Merangin, KabupatenMerangin, Provinsi Jambi termasuk daerah rawan karena jarang dikunjungi orang. Goa Sengering berada jauh di tengah hutan dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki belasan kilometer menyusuri sungai penuh bebatuan.
Namun tantangan alam tersebut tidak menyurutkan niat dan semangat sebanyak 54 orang mahasiswa teknik geologi dari sembilan universitas di Indonesia menjelajah hingga ke Goa Sengering. Penjelajahan ke Goa Sengering itu merupakan bagian dari program Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) Persatuan Himpunan Mahasiwa Geologi (Perhimagi) ke kawasan Geopark Merangin selama dua hari, Rabu – Kamis (9 – 10/7/2024).
Penjelajahan mahasiswa geologi Indonesia ke Geopark Merangin tersebut didampingi dosen pendamping, Magdalena Ritonga. Penjelajahan ke Goa Sengering tersebut merupakan petualangan menakjubkan bagai para mahasiswa geologi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka melihat berbagai keajaiban di kawasan Geopark Meragin, khususnya di Goa Sengering.
Magdalena Ritonga seusai melakukan penjelajahan bersama mahasiswa geologi se-Indonesia ke Geopark Merangin tersebut di Bangko, Merangin, Provinsi Jambi menjelaskan, untuk mencapai lokasi Goa Sengering cukup sulit. Rombongan mahasiswa geologi tersebut menempuh perjalanan belasan kilometer menyusuri sungai penu bebatuan hampir satu jam dari Desa Tiangko, Kecamatan Sungaimanau, Merangin, Kamis (10/7/2024) pagi sekitar pukul 08.35 WIB. Rombongan mahasiswa geologi tersebut tiba di mulut Goa Sengering sekitar pukul 09.20 WIB. Mereka baru tiba di Goa Sengering pukul 09.20 WIB.
Menurut Magdalena Ritonga, pada hari pertama kunjungan ke Geopark Merangin tersebut, Rabu (9/7/2024), para mahasiswa geologi tersebut menginap di tenda Taman Merangin Jambi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Global Geopark (UGG), Desa Air Batu, Kecamatan Renahpembarap, Merangin.
Dikatakan, salah satu keajaiban yang menakjubkan di Goa Sengering, yakni bagian dalam goa yang tampak sangat indah berlangit Batu Gamping sepanjang 315 meter. Secara stratigrafi, Goa Sengering anggota mersip formasi peneta.Goa tersebut merupakan jura akhir (Last-Jurassic) sampai dengan awal kapur (Early-Cretaceous) dengan ketebalan minimum 250 meter.
Di beberapa lokasi, Batu Gamping tersebut telah bermertamorfosis (berubah) membentuk marmer yang berwarna hitam dan putih. Setiap lapisan marmer terhubung secara kuat satu sama lain dipenuhi lapisan kuarsa (quartz) dan calcite (kalsit).
Dijelaskan, di dalam goa, kita bisa menikmati sekumpulan batuan stalagtit dan stalagmit serta tiang yang bersatu antara stalagtit dan stalagmite. Indahnya lagi ada tirai dalam goa. Tirai tersebut satu dari ornamen goa di dalam keluarga flowstone (batu aliran) yang ditekan bersamaan.
Kamar Permaisuri
Magdalena Ritonga menjelaskan, di dalam Goa Sengering juga ditemukan ruangan layaknya seperti sebuah kamar. Konon ruangan yang sangat indah itu dulu, di zaman purba, pernah dijadikan kamar seorang raja bersama permaisurinya. Ada batu yang bentuknya seperti kursi. Batu itu diyakini sebagai tempat duduk raja.
“Sekarang goa tersebut menjadi tempat tinggal hewan-hewan seperti kelelawar, burung walet, lipan, kepiring, ikan dan udang. Panjang goa itu mencapai 315 meter dan menembus keluar dengan lebar sekitar dua meter. Di dalam goa itu juga terdapat sungai yang mengalir bersih,”katanya.
Menurut Magdalena Ritonga, mMengunjungi salah satu Geosite Goa Karst Sengering merupakan momen yang sangat baik bagi para peserta PIT Perhimagi. Kunjungan ke goa tersebut juga mengenalkan kepada para mahasiswa keunikan lain yang ada di dalam kawasan Merangin Jambi UGG.
Bidang lain yang diperkenalkan kepada mahasiswa geologi tersebut di Goa Sengering, yakni geosite. Geostite bagian dari pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Aalam (BKSDA) dan bagian dari Kawasan Cagar Alam Geologi dan Geoheritage (KCAG). Melalui kunjungan tersebut, para mahasiswa teknik geologi tersebut bisa memahami tentang konservasi dan perlindungan karst.
Setelah mengunjungi Goa Sengering, para mahasiswa geologi tersebut melanjutkan penjelajahan ke kawasan UGG Air Terjun Mangkaring Desa Biukutanjung, Kamis (10/7/2024) sore. Setelah itu mereka bertolak dari Merangin ke Kota Jambi. Para mahasiswa geologi tersebut mengatakan sangat puas berpetualang ke kawasan Geopark Merangin selama dua hari.
“Perjalanan ke Goa Sengering ini benar-benar sebuah petualangan menakjubkan. Lokasinya masih rawan, namun menantang. Banyak keajaiban peninggalan zaman purba yang kami temukan di Goa Sengering,”kata beberapa mahasiswa. (KP/Rds).